Bara tana akan dunia β From our soil to the world
Sebuah platform digital marketing yang berakar pada budaya: menghadirkan branding sosial media dan SEO bagi pengusaha Dayak, dengan tetap mempertahankan tradisi dan nilai budaya.
Euroweek Indonesia adalah lembaha pendidikan yang berfokus pada kegiatan belajar bahasa Inggris dan kepemimpinan. Fokus area meliputi pertukaran budaya, kreatifitas, sosial dan komunikasi.
Kewirausahaan Modern: Budaya sebagai Sumber Inovasi Sosial
Di tengah maraknya bisnis berbasis teknologi dan tren global, muncul kesadaran baru: masa depan inovasi justru bisa lahir dari akar budaya lokal. Di banyak daerah, nilai-nilai tradisi bukan lagi dianggap kuno, tapi menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dan relevan dengan masyarakat.
Inovasi sosial di Indonesia semakin berkembang, dan para ahli menilai nilai-nilai budaya Dayak berperan penting dalam membangun usaha berkelanjutan di masyarakat adat. Selama turun-temurun, masyarakat Dayak hidup selaras dengan hutan, mempraktikkan tradisi seperti menganyam, bertani, dan pengambilan keputusan bersama. Tradisi ini bukan hanya identitas budaya, tetapi juga dasar berharga bagi bisnis modern.
"Budaya Dayak mengajarkan keseimbangan antara manusia, alam, dan komunitas," kata Pebri, staf ahli pertanian di sebuah NGO di Palangka Raya. Menurutnya, inovasi yang mengabaikan keseimbangan itu berisiko mengulang kesalahan industri ekstraktif.
Deforestasi dan konversi lahan mendorong masyarakat mencari mata pencaharian baru, sementara ekonomi digital membuka peluang untuk memasarkan produk tradisional. Tantangannya adalah mengembangkan usaha yang tetap berakar pada budaya dan menghormati alam sebagai sumbernya.
Program kewirausahaan yang memadukan tradisi Dayak dengan inovasi, seperti fesyen dari pewarna alami atau madu hutan dengan cerita budaya, menunjukkan hasil positif. "Inovasi harus memperkuat budaya," ujar Adytia Anugrah dari Pasar Itah. Keberhasilan usaha Dayak ke depan akan bergantung pada sejauh mana nilai-nilai budaya terintegrasi dalam inovasi sosial.
Ibukota Kalimantan Tengah: Palangka Raya, Kota di Jantung Kalimantan
Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi di Pulau Kalimantan yang dikenal dengan kekayaan alam dan budayanya. Ibukota Kalimantan Tengah adalah Palangka Raya, kota yang terletak di tengah-tengah provinsi dan memiliki luas wilayah yang cukup besar. Palangka Raya bahkan disebut-sebut sebagai salah satu kota dengan area terluas di Indonesia.
Kota ini berdiri pada 17 Juli 1957 dan dirancang sejak awal sebagai pusat pemerintahan yang modern. Palangka Raya juga pernah menjadi kandidat kuat untuk ibu kota negara karena lokasinya yang strategis dan minim risiko bencana alam. Hingga kini, kota ini terus berkembang sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan di Kalimantan Tengah.
Selain menjadi pusat administrasi, Palangka Raya menawarkan banyak daya tarik wisata. Pengunjung bisa menikmati keindahan alam di Sungai Kahayan, menjelajahi Taman Wisata Sebangau, atau mengenal budaya lokal di Museum Balanga. Kehidupan masyarakatnya yang ramah serta keberagaman suku, terutama suku Dayak, menambah kekayaan karakter kota ini.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan infrastruktur yang terus diperbarui, Palangka Raya menjadi wajah modern Kalimantan Tengah tanpa meninggalkan nilai tradisionalnya.
Betang: Rumah Adat Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah dikenal dengan kekayaan budaya suku Dayak yang masih kuat hingga sekarang. Salah satu warisan budaya yang paling terkenal adalah Rumah Betang, rumah adat khas Kalimantan Tengah yang mencerminkan kehidupan bersama dan nilai gotong royong masyarakat Dayak.
Rumah Betang memiliki bentuk yang unik dan mencolok. Bangunannya berbentuk memanjang, bisa mencapai puluhan meter, dan berdiri di atas tiang-tiang kayu ulin yang tinggi. Desain ini bukan tanpa alasan. Tiang tinggi berfungsi melindungi penghuni dari banjir dan binatang buas, sementara ukuran panjangnya menunjukkan kehidupan komunal, di mana beberapa keluarga bisa tinggal bersama dalam satu atap.
Selain sebagai tempat tinggal, Rumah Betang juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya. Di sinilah masyarakat Dayak mengadakan upacara adat, musyawarah, hingga kegiatan seni seperti tarian tradisional. Setiap bagian rumah memiliki makna filosofis yang kuat, menggambarkan hubungan manusia dengan alam dan leluhur.
Rumah Betang menjadi simbol kebersamaan dan kearifan lokal masyarakat Kalimantan Tengah. Hingga kini, beberapa daerah di provinsi ini masih melestarikan bentuk aslinya, seperti di Kabupaten Kapuas dan Murung Raya.
Makanan Khas Kalimantan Tengah
Selain budaya dan alamnya, Kalimantan Tengah juga terkenal dengan kekayaan kulinernya. Setiap hidangan mencerminkan keanekaragaman suku dan kearifan lokal masyarakat setempat. Makanan khas Kalimantan Tengah umumnya berbahan dasar hasil hutan, sungai, dan tanaman lokal yang segar.
Salah satu hidangan yang paling populer adalah Juhu Singkah, sayur berbahan dasar rotan muda yang dimasak dengan rempah khas Dayak. Rasanya sedikit pahit namun segar dan dipercaya menyehatkan tubuh. Ada juga Wadi, yaitu ikan yang diawetkan dengan cara fermentasi menggunakan beras ketan dan rempah. Proses ini memberi cita rasa asam gurih yang unik dan menjadi ciri khas kuliner Kalimantan Tengah.
Selain itu, masyarakat juga menyukai Kue Gagatas dan Kue Dange, camilan tradisional berbahan singkong yang dimasak di atas cetakan tanah liat. Kue-kue ini sering disajikan pada acara adat atau hari besar keagamaan.
Cita rasa makanan khas Kalimantan Tengah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan alami dan tradisi turun-temurun. Setiap suapan menghadirkan cerita tentang hubungan manusia dengan alam.
Kewirausahaan Modern: Budaya sebagai Sumber Inovasi Sosial
Di tengah maraknya bisnis berbasis teknologi dan tren global, muncul kesadaran baru: masa depan inovasi justru bisa lahir dari akar budaya lokal. Di banyak daerah, nilai-nilai tradisi bukan lagi dianggap kuno, tapi menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dan relevan dengan masyarakat.
Inovasi sosial di Indonesia semakin berkembang, dan para ahli menilai nilai-nilai budaya Dayak berperan penting dalam membangun usaha berkelanjutan di masyarakat adat. Selama turun-temurun, masyarakat Dayak hidup selaras dengan hutan, mempraktikkan tradisi seperti menganyam, bertani, dan pengambilan keputusan bersama. Tradisi ini bukan hanya identitas budaya, tetapi juga dasar berharga bagi bisnis modern.
"Budaya Dayak mengajarkan keseimbangan antara manusia, alam, dan komunitas," kata Pebri, staf ahli pertanian di sebuah NGO di Palangka Raya. Menurutnya, inovasi yang mengabaikan keseimbangan itu berisiko mengulang kesalahan industri ekstraktif.
Deforestasi dan konversi lahan mendorong masyarakat mencari mata pencaharian baru, sementara ekonomi digital membuka peluang untuk memasarkan produk tradisional. Tantangannya adalah mengembangkan usaha yang tetap berakar pada budaya dan menghormati alam sebagai sumbernya.
Program kewirausahaan yang memadukan tradisi Dayak dengan inovasi, seperti fesyen dari pewarna alami atau madu hutan dengan cerita budaya, menunjukkan hasil positif. "Inovasi harus memperkuat budaya," ujar Adytia Anugrah dari Pasar Itah. Keberhasilan usaha Dayak ke depan akan bergantung pada sejauh mana nilai-nilai budaya terintegrasi dalam inovasi sosial.
Ibukota Kalimantan Tengah: Palangka Raya, Kota di Jantung Kalimantan
Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi di Pulau Kalimantan yang dikenal dengan kekayaan alam dan budayanya. Ibukota Kalimantan Tengah adalah Palangka Raya, kota yang terletak di tengah-tengah provinsi dan memiliki luas wilayah yang cukup besar. Palangka Raya bahkan disebut-sebut sebagai salah satu kota dengan area terluas di Indonesia.
Kota ini berdiri pada 17 Juli 1957 dan dirancang sejak awal sebagai pusat pemerintahan yang modern. Palangka Raya juga pernah menjadi kandidat kuat untuk ibu kota negara karena lokasinya yang strategis dan minim risiko bencana alam. Hingga kini, kota ini terus berkembang sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan di Kalimantan Tengah.
Selain menjadi pusat administrasi, Palangka Raya menawarkan banyak daya tarik wisata. Pengunjung bisa menikmati keindahan alam di Sungai Kahayan, menjelajahi Taman Wisata Sebangau, atau mengenal budaya lokal di Museum Balanga. Kehidupan masyarakatnya yang ramah serta keberagaman suku, terutama suku Dayak, menambah kekayaan karakter kota ini.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan infrastruktur yang terus diperbarui, Palangka Raya menjadi wajah modern Kalimantan Tengah tanpa meninggalkan nilai tradisionalnya.
Betang: Rumah Adat Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah dikenal dengan kekayaan budaya suku Dayak yang masih kuat hingga sekarang. Salah satu warisan budaya yang paling terkenal adalah Rumah Betang, rumah adat khas Kalimantan Tengah yang mencerminkan kehidupan bersama dan nilai gotong royong masyarakat Dayak.
Rumah Betang memiliki bentuk yang unik dan mencolok. Bangunannya berbentuk memanjang, bisa mencapai puluhan meter, dan berdiri di atas tiang-tiang kayu ulin yang tinggi. Desain ini bukan tanpa alasan. Tiang tinggi berfungsi melindungi penghuni dari banjir dan binatang buas, sementara ukuran panjangnya menunjukkan kehidupan komunal, di mana beberapa keluarga bisa tinggal bersama dalam satu atap.
Selain sebagai tempat tinggal, Rumah Betang juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya. Di sinilah masyarakat Dayak mengadakan upacara adat, musyawarah, hingga kegiatan seni seperti tarian tradisional. Setiap bagian rumah memiliki makna filosofis yang kuat, menggambarkan hubungan manusia dengan alam dan leluhur.
Rumah Betang menjadi simbol kebersamaan dan kearifan lokal masyarakat Kalimantan Tengah. Hingga kini, beberapa daerah di provinsi ini masih melestarikan bentuk aslinya, seperti di Kabupaten Kapuas dan Murung Raya.
Makanan Khas Kalimantan Tengah
Selain budaya dan alamnya, Kalimantan Tengah juga terkenal dengan kekayaan kulinernya. Setiap hidangan mencerminkan keanekaragaman suku dan kearifan lokal masyarakat setempat. Makanan khas Kalimantan Tengah umumnya berbahan dasar hasil hutan, sungai, dan tanaman lokal yang segar.
Salah satu hidangan yang paling populer adalah Juhu Singkah, sayur berbahan dasar rotan muda yang dimasak dengan rempah khas Dayak. Rasanya sedikit pahit namun segar dan dipercaya menyehatkan tubuh. Ada juga Wadi, yaitu ikan yang diawetkan dengan cara fermentasi menggunakan beras ketan dan rempah. Proses ini memberi cita rasa asam gurih yang unik dan menjadi ciri khas kuliner Kalimantan Tengah.
Selain itu, masyarakat juga menyukai Kue Gagatas dan Kue Dange, camilan tradisional berbahan singkong yang dimasak di atas cetakan tanah liat. Kue-kue ini sering disajikan pada acara adat atau hari besar keagamaan.
Cita rasa makanan khas Kalimantan Tengah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan alami dan tradisi turun-temurun. Setiap suapan menghadirkan cerita tentang hubungan manusia dengan alam.
OUR STORY
Bara Tana Akan Dunia: From Our Soil to the World
Adytia founded Pasar Itah in 2022. Passionate about community service and sustainability, he wanted to help Dayak communities, where grassroots innovation and inclusivity are accessible even in rural Indonesia. This vision has been further strengthened when Harry, a videographer, and Steffan, a local designer, joined and shared the same passion and have been working on the same issue with their expertise.
OUR TEAM
ADYTIA ANUGRAH
Founder & COO
A certified digital marketer with 8 years of working experience with Dayak communities in the fields of social research, media advocacy, and community development.
HARRY ZENTINO
Co-Founder & CTO
Founder of Kotak Imaji, a videography service that specializes in Dayak weddings. Professionally work with national-scale companies on video branding projects in Indonesia.
STEFFAN ADJI
Co-Founder & CMO
A certified public speaker and product design trainer. Founder of Bawi Lamus and Luxuriestβa local brand for Dayak traditional attires with classic, modern, and contemporary designs.